Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ME IS THEY, ME FROM MINE

Bikin bingung ya judulnya…?! maksudnya apaan neh?! Simak baik-baik dan anda akan mengerti, hihi.
Jadi gini, kerap kali kita menjumpai fisik atau sifat seseorang mirip banget sama ayah dan ibunya. Bukan hanya menjumpai, mungkin diri kita sendiri ngerasa kayak gitu. Nah! Bahkan nggak jarang juga loh mirip sama kakek, nenek atau bahkan buyutnya! (jauh amat…!).
Kemiripan itu sebenarnya bisa dijelaskan melalui pendekatan sains kawan! Sains telah menjawab semua soal kenapa muka dan sifat kita mirip ayah ibu atau buyut-buyut kita. Di dalam ilmu biologi, sifat yang nampak disebut Fenotip. Sedangkan sifat yang tidak tampak disebut Genotip. Maksudnya apa??? Fenotip bisa dikatakan adalah cerminan fisik kita  (yang tampak) sedangkan Genotip adalah sebaliknya.
Pada saat terjadi pembuahan, disitu juga terjadi penyatuan kromosom dari ayah dan kromoson dari ibu yang masing-masing adalah n/haploid. kromosom ayah (n)+kromoson ibu(n)= kromosom 2n (kita). Di dalam kromosom itulah terdapat gen yang merupakan satuan terkecil di dalam sel yang berperan untuk menentukan sifat pada generasi berikutnya. Gen itu sendiri menyimpan banyak sekali kode genetic (DNA/RNA) yang akan diturunkan pada generasi berikutnya. Kode genetic tersebut yang akan mengatur bagaimana fisik dan sifat kita. Entah kita ganteng kah mirip ayah atau ca’em kah mirip sang ibunda.
Di dalam hukum mendel, terdapat ketentuan dalam penyilangan. Di dalam ketentuan penyilangan tersebut sifat yang baik selalu dilambangkan dengan huruf besar sedangkan sifat buruk sebaliknya. Lebih gampangnya contoh seperti ini, misalnya ayah kita bergenotip M (rambut lurus) sedang ibu kita bergenotip m (rambut keriting), ketika terjadi penyilangan kemungkinan besar anaknya akan bergenotip Mm (rambut lurus). Kenapa? Di dalam hukum mendel, huruf besar letaknya selalu berada di depan, nggak boleh dibelakang. Jika huruf M di depan, m dibelakang, artinya M lebih dominasi sehingga anaknya kemungkinan besar akan lahir berambut lurus. Dan masih banyak lagi penyilangan versi pak mendel…
Di dalam bukunya Agus Mustofa (Tasawwuf Modern), selain ada rekaman alalm, ada pula rekaman gen. wow…! Apalagi tuh?! Jadi gini kawan, selain alam, gen juga bisa merekam segala perbuatan baik maupun perbuatan baik kita. Ingat kata pepatah kalau “apa yang dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan menciptakan watak/sifat”. Intinya, kalau kita selalu membiasakan diri berlaku baik, maka gen kita akan merekam yang baik-baik pula lantas rekaman tersebut akan disimpan baik-baik menjadi kode genetic dimana akan diturunkan kepada anak cucu kita. Kalau kita membiasakan berbuat buruk, yang terjadi adalah sebaliknya. Yang diturunkan pada anak cucu kita adalah sifat yang buruk-buruk. Tentu! Kita sendiri sebagai calon ibu calon ayah nggak mau kan punya anak yang punya sifat buruk (emangnya setan kale ya kepengen anaknya punya sifat buruk, hehe…). Selain itu, jikalah mulai sekarang kita selalu membiasakan berbuat baik, otomatis kita sedikit menekan sifat buruk kita. Lha! Anak kita nanti pun insya allah meskipun punya turunan sifat buruk dari kita, setidaknya frekuensinya hanya sedikit sekali.
Lantas bagaimanakah jika kita nggak mirip ayah ibu malah mirip kakek nenek kita, paman, bibik atau pakde kandung kita??? Bukan berarti kita ini anak hasil ngambil atau nemu loh…bisa saja sifat yang dulu dimiliki kakek nenek kita itu turunnya ke kita. Coba dipikir2 deh! Gen kita itu dari ayah ibu. Terus gen ayah ibu dari siapa? Ya jelas dari kakek nenek kita. Otomatis, gen kita itu sama dengan gen ayah ibu, kakek nenek, buyut-buyut atau nenek moyang kita pada jaman dulu kala. Tidak ada perubahan sama sekali kecuali terjadi mutasi (perubahan materi genetic) pada salah satu anggota kita atau bahkan diri kita. Kadang neh, kakek kita itu seorang tentara misalnya, jadi kalau jalan badanya tegap lurus memandang ke depan. Sedang ayah kita Cuma guru, jadi kalau jalan itu loyo banget. Hehe. Pas kita udah lahir, jadi gede…eh, ternyata cara berjalan kita mirip kakek! Tegap kayak tentara! Itu sah2 saja! Bisa juga gen kakek yang ada di dalam diri ayah sedang tidur, bangunnya pas ada dalam diri kita. Istilahnya gitu! Terus, kita lihat juga neh, biasanya kalau bapak atau ibunya seorang atlet, kemungkinan besar anaknya juga atlet. Lihat aja susi susanti dan alan. Ayah dan ibu mereka masing-masing pernah jadi the winner di kejuaraan bulu tangkis. Sekarang lihat anak-anaknya. Jangan tanya lagi soal kualitas! Terbukti susi dan alan pernah jadi juara dunia kan?! Nah lho! Itu karena apa kebiasaan yang terekam dalam gen sang anak adalah hasil usaha ortu mereka. Jadi ketika mendidik mereka nggak susah2 amat. (jelas aja, orang darahnya udah darah turunan bulu tangkis!).
Namun, perlu diperhatikan. Apapun yang terjadi pada diri kita tak lepas dari peran tuhan. Kekuatan tuhanlah yang mengizinkan sesuatu itu terjadi pada diri kita. Apapun yang telah kita miliki adalah kehendak tuhan. Di dalam bukunya pak Agus dikatakan ketika sel-sel yang membawa gen tersebut membelah sebenarnya adalah hasil perintah dari tuhan. Jelas saja! Sel itu tidak tahu apa-apa, yang menggerakkan adalah tuhan. Tuhanlah yang menentukan sel ini membelah jadi tangan, kaki, berbentuk ini itu, sifatnya ini itu. Begitupula untuk menentukan sifat Fenotip dan Genotip pada diri kita, tak lepas dari peran tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha.
Kita kudu pinter! Kudu cerdas! Biar bisa mengidentifikasi sifat buruk yang ada dalam diri kita atau keturunan kita biar nantinya ada tindakan untuk menekan itu semua biar nggak muncul-muncul amat! Hihi…
ASTALA VISTA!
By : Aviena Alfarisy
Posted by Penerbit imtiyaz,http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/