Gus Dur versus Wartawan
Suatu ketika, saat menjabat sebagai Presiden
RI, Gus Dur mengadakan lawatan kenegaraan ke Australia. Ia juga
mengadakan konferensi pers yang dihadiri puluhan wartawan bule. Guna
menghindari pertanyaan yang pedes, Gus Dur punya siasat dengan
melontarkan pertanyaan.
Gus Dur: “Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya sampaikan tadi?”
“Sudah!!” jawab wartawan serempak.
“Kalau begitu tak ada gunanya kalian bertanya lagi,” kata Gus Dur singkat dan langsung berjalan meninggalkan wartawan yang masih bengong, dengan dituntun ajudannya.
Keesokan harinya, kembali para wartawan menghadiri acara yang sama. Gus Dur masih setia mengulangi pertanyaannya yang kemarin.
“Sudahkah kalian mengerti tentang apa yang saya sampaikan tadi?”
“Tidaaaaak,” jawab wartawan serempak.
“Kalau tidak, bagaimana bisa bertanya sesuatu yang nyambung dengan isi pidato saya?”
Para wartawan semakin mumet sambil cekikikan. Gus Dur malah santai dan langsung pergi.
Hari katiga, kembali para wartawan datang dengan muka penuh semangat. Sepertinya mereka sudah antisipasi mengenai jawaban jika Gus Dur tetap saja menanyakan hal yang sama. Dan, benar! Gus Dur menyuarakan pertanyaan seperti sebelumnya.
“Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya bicarakan tadi?”
“Sudaaah!!!”
“Beluuuuuum!!!”
Gus Dur ternyata tak kehilangan akal. Seperti biasa, ia menjawab dengan enteng dan cerdas, “Nah, kalau begitu, bagus. Bagus. Yang sudah mengerti tolong menceritakan kepada yang belum mengerti!”
Gus Dur pergi diapit dua pengawalnya. Wartawan bengong sambil tersenyum kecut.
Gus Dur: “Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya sampaikan tadi?”
“Sudah!!” jawab wartawan serempak.
“Kalau begitu tak ada gunanya kalian bertanya lagi,” kata Gus Dur singkat dan langsung berjalan meninggalkan wartawan yang masih bengong, dengan dituntun ajudannya.
Keesokan harinya, kembali para wartawan menghadiri acara yang sama. Gus Dur masih setia mengulangi pertanyaannya yang kemarin.
“Sudahkah kalian mengerti tentang apa yang saya sampaikan tadi?”
“Tidaaaaak,” jawab wartawan serempak.
“Kalau tidak, bagaimana bisa bertanya sesuatu yang nyambung dengan isi pidato saya?”
Para wartawan semakin mumet sambil cekikikan. Gus Dur malah santai dan langsung pergi.
Hari katiga, kembali para wartawan datang dengan muka penuh semangat. Sepertinya mereka sudah antisipasi mengenai jawaban jika Gus Dur tetap saja menanyakan hal yang sama. Dan, benar! Gus Dur menyuarakan pertanyaan seperti sebelumnya.
“Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya bicarakan tadi?”
“Sudaaah!!!”
“Beluuuuuum!!!”
Gus Dur ternyata tak kehilangan akal. Seperti biasa, ia menjawab dengan enteng dan cerdas, “Nah, kalau begitu, bagus. Bagus. Yang sudah mengerti tolong menceritakan kepada yang belum mengerti!”
Gus Dur pergi diapit dua pengawalnya. Wartawan bengong sambil tersenyum kecut.
Post a Comment for "Gus Dur versus Wartawan"