Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Perjalanan di Pulau Terdepan Indonesia (2)

http://www.penerbitimtiyaz.com/


@ rijal mumazziq z

Di Kabupaten Kepulauan Anambas ada 255 pulau. Sebagian berpenghuni sebagian tidak. Bahkan, Pulau Bawah, salah satunya, menjadi destinasi wisata elit dengan resort eksotik dengan tarif puluhan juta semalam. Sebagian penduduk bekerja sebagai nelayan. Ikan Napoleon kualitas ekspor dihasilkan dari kawasan perairan ini.

Di Pulau Letung, Kecamatan Jemaja, ada bandara kecil yang melayani rute dari Batam pulang pergi. Tidak setiap hari tapi tingkat okupansi juga tinggi. Di Letung, juga ada MTs al-Ma'aarif. Dugaan saya, berdasarkan namanya, lembaga ini didirikan oleh pendatang dari Jawa, dan tentu saja Nahdliyyin, sebagaimana cirikhas nama lembaga di bawah naungan NU.

Di beberapa pulau, amaliah masyarakat Anambas 100 persen Ahlussunah wal Jamaah. Antusiasme shalat berjamaah juga oke. Angka kriminalitas bisa dibilang minim. Keamanan terjamin, ramah dan suka kajian keislaman. Beberapa pondok juga berdiri di pulau-pulau yang berada di kabupaten ini.
Di Pulau Air Asuk ada Pondok Pesantren al-Hikmah yang diasuh oleh Ustadz Ali Muhsin.
Di Pulau Palmatak, salah satu pulau terpadat dengan kurang lebih 15.000 penduduk, ada PP. Assunniyyah II yang diasuh oleh Ustadz Fauzan. 

Di Pulau Tarempa, ibukota kabupaten, ada Pondok Pesantren Khoiru Ummah yang diasuh oleh Ustadz Muhammad Na'im, sedangkan di Pulau Piasan ada Pondok Pesantren Darut Tauhid yang diasuh oleh Ustadz Syamsul Arifin. 

Keempat pengasuh masih muda. Tiga nama terakhir merupakan alumni PP. Assunniyah Kencong Jember yang ditugaskan oleh KH. A. Sadid Jauhari, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur sejak beberapa tahun silam. Sampai saat ini, hasil dari delegasi dai muda tersebut, ada puluhan anak yang dipondokkan di PP. Assunniyah Kencong Jember yang diasuh oleh Kiai Sadid. Upaya membangun "jembatan dakwah" yang bagus.

Kiprah dakwah beliau-beliau ini yang harus dipopulerkan, di-blow up, biar semakin banyak yang mendukung, juga mengikuti langkahnya. Juga, agar mereka yang pesimis melihat geliat dakwah bisa lebih melek, lebih bersemangat, dan bisa menyadari bahwa medan dakwah dan pendidikan sangat terbuka untuk digarap.

****
Foto sewaktu Gus Iqbal Muhammad Rod





Post a Comment for "Catatan Perjalanan di Pulau Terdepan Indonesia (2)"