Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

secara karakteristik termasuk orang soleh adalah

Inti Materi yang saya sampaikan dalam Rutinan Malam Jumat Kliwonan bersama Majelis Ratib dan Shalawāt Masjid Darul Falah Krajan II Jombang-Jember dan Hadrah al-Madinah:
Selevel Nabi Ibrahim alaihissalam masih saja berdoa agar beliau dijadikan oleh Allah senantiasa menegakkan shalat. Di kalimat awal beliau menggunakan lafadz Rabbi, Duhai Tuhanku. Setelah mendoakan dirinya, beliau mendoakan keturunannya (dzurriyyati), dan dilanjutkan dengan memohon kepada Allah menggunakan lafadz Rabbana, Duhai Tuhan Kami.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Artinya:
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat.
Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. [QS. Ibrahim : 40-41]
Karena kesalehannya pula, dari trah Nabi Ibrahim lahir para Nabi, melalui jalur Nabi Ismail dan Nabi Ishaq.
Pentingnya menjadikan diri kita soleh terlebih dulu, sehingga anak cucu bisa menjadi soleh pula.
وَأَمَّا ٱلْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِى ٱلْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh (QS. Al-Kahfi: 82)
Lafadz abuhuma (bapak keduanya), bukan bapak kandung, melainkan bapak dari bapak hingga ke atas alias leluhur. Ada pula yang berpendapat leluhur ketujuh (gantung siwur dalam istilah Jawa), dari dua anak yatim tersebut yang merupakan orang soleh. Beberapa mufassir berpendapat, termasuk Mbahyai Maimoen Zubair, bahwa kesolehan leluhur bisa dirasakan manfaatnya oleh anak cucunya.
Di Yaman dan Indonesia, trah keulamaan dirintis oleh punjernya, yang juga keberkahannya dirasakan oleh anak cucunya. Dari jalur Sayyid Ahmad bin Isa al-Muhajir yang banyak menurunkan trah Alawiyyin yang juga banyak tinggal di Indonesia (Habāib), juga trah Azmatkhan yang banyak melahirkan para ulama di Jawa dan Madura.
Namun demikian, peluang menjadi orang soleh bisa diraih oleh siapa saja. Termasuk orang biasa seperti kita, karena banyak pula orang biasa yang soleh yang melahirkan keturunan luar biasa yang tak kalah solehnya. Beberapa ulama bahkan bukan termasuk punya orangtua terpandang, namun secara karakteristik termasuk orang soleh.
Di antara tipsnya menurut sebagian riwayat dari ulama:
1. Membiasakan shalat berjamaah bersama keluarga. Anak meniru orangtuanya dalam perilaku. Tipikal anak yang sering diajak berjamaah dengan yang los-dol dibiarkan, berbeda.
2. Sedekah atas nama anak. Dengan niat agar melalui sedekah tersebut keturunan kita dijadikan generasi soleh/solehah.
3. Memfatehani anak, bakda shalat maupun menjelang tidur.
4. Kalau anak masih balita atau belum terkena kewajiban shalat, maka jika kita beribadah disarankan berada di dekatnya, walaupun dia sedang tidur. Karena secara jasad, dia terlelap, namun secara ruhiah, ruhnya tetap merasakan cahaya ibadah orangtua di dekatnya.
5. Membacakan surat Alam Nasyrah ketika anak sedang terlelap sembari menaruh telapak tangan di dadanya, atau juga ditiup di ubun-ubunnya.
Wallahu A'lam Bishshawab

http://www.penerbitimtiyaz.com/

Post a Comment for "secara karakteristik termasuk orang soleh adalah "