Penguatan Literasi Melalui Tradisi
***
Biasanya, kalau acara 7-hari, 40, 100, pendak, hingga haul, ada berkat isinya surat Yasin dan Tahlil dengan sampul berisi foto Almarhum/Almarhumah. Semakin sering diundang, semakin banyak "koleksi" buku best seller itu.😎
Agar beda dan lebih bermanfaat, nanti malam, di acara pendak siji (setahun) wafatnya ibu saya, Hj. Umi Nadziroh Syafawi, maka tidak ada oleh-oleh buku Yasinta.
Solusinya? Saya bagikan buku "Hujjah Nahdliyah: Keilmuan, Tradisi dan Tasawwuf" karya Kiai Hidayat Nur bagi para undangan.
Jadi dapat berkat dan oleh-oleh buku. Itung-itung juga bagian dari ideologisasi Aswaja😎.
Kalaupun sesampainya di rumah tidak sempat membaca, mungkin anak atau kerabatnya yang menikmati buku mungil tapi isinya kece ini. Kalaupun mereka juga tidak membaca, mungkin tamunya, atau entahlah, mungkin tetangganya. Atau siapapun. Karena buku memiliki "takdir"nya sendiri-sendiri.
Yuk, kita jadikan Yasinan dan Tahlilan bukan semata kegiatan sosial yang berdimensi ibadah, melainkan juga ideologisasi dan penguatan literasi.
Status ini mengandung iklan dari bakoel boekoe kayak saya. Ayo segera diborong😎
Post a Comment for "Penguatan Literasi Melalui Tradisi"